Friday, December 08, 2006

MENJADI MAJIKAN BAGI NASIB DIRI SENDIRI...

Oleh : Andrie Wongso (Minggu, 5 November 2006, 23.05 WIB)

"Miskin dan kaya adalah nasib " ini adalah mitos yang berlaku di dalam masyarakat, khususnya di negara berkembang. Tak terkecuali di negara kita, Indonesia.

Kita sering mendengar, bahkan mungkin termasuk di antara kita pernah berucap; miskin sudah merupakan nasib kita. Bagaimanapun kita bekerja keras, nasib tidak mungkin berubah, karena ini sudah suratan takdir. Sebaliknya, kalau nasib kita sudah ditentukan dari "sononya" kaya, maka usaha apa pun, bahkan kerja "seenaknya"pun bisa menjadikan kita sukses dan kaya.

Entah sudah berapa abad umur mitos seperti ini, sadar atau tidak, sudah diterima secara dogmatis di dalam masyarakat kita. Ditambah dengan mitos-mitos modern yang destruktif, seperti; bila kita berpendidikan rendah, hanya lulusan SMA/SMP/ SD, ( bahkan S1, namun merasa hanya lulusan universitas lokal), maka spontan yang timbul di benak kita adalah kita sulit maju, sulit sukses dan kaya.

Dengan rendahnya persepsi terhadap diri sendiri seperti ini, jelas kita telah terkena penyakit mitos yang menyesatkan. Hal ini akan mempengaruhi sikap mental dalam praktek di kehidupan nyata, sehingga menghasilkan kualitas hidup "ala kadarnya" atau sekedar hidup. Jika mitos seperti ini terus menerus dipercaya dan sampai memasuki pikiran bawah sadar kita, maka mitos seperti itu akan melahirkan "nasib gagal", dan kalau mitos negatif seperti itu dimiliki oleh mayoritas masyarakat kita, lalu bagaimana mungkin kita bisa mengentaskan kemiskinan untuk menuju pada cita cita bangsa , yaitu; masyarakat adil-makmur dan sejahtera.

Kemiskinan sering kali merupakan penyakit dari pikiran dan hasil dari ketidaktahuan kita tentang prinsip hukum kesuksesan yang berlaku. Bila kita mampu berpikir bahwa kita bisa sukses dan mau belajar, serta menjalankan prinsip-pinsip hukum kesuksesan, mau membina karakteristik positif, yaitu;
punya tujuan yang jelas untuk dicapai,disiplin, mau kerja keras, ulet, siap berjuang dan semangat belajar, maka pasti akan terbuka kemungkinan- kemungkinan atau aktifitas-aktifitas produktif yang dapat merubah nasib gagal menjadi sukses. Miskin menjadi kaya!

Bangun karakter sukses!Seperti pepatah dalam bahasa Inggris "character is destiny", kharakter adalah nasib.

Hancurkan mitos "miskin adalah nasib saya "

Tidak peduli bagaimanapun Anda hari ini, dari keturunan siapa, berwarna kulit apa, atau apa latar belakang pendidikan Anda. Ingat, Anda punya hak untuk sukses!!!

Jadilah majikan bagi nasib diri sendiri kita adalah penentu masa depan kita sendiri!

Seperti filosofi yang lahir dari kristalisasi perjuangan sepanjang kehidupan saya, yang telah terbukti yakni : Success is my right ! sukses adalah hak saya! atau arti panjangnya : Kesuksesan bukan milik orang-orang tertentu. Sukses milik Anda, milik saya, dan milik siapa saja yang benar-benar menyadari, menginginkan, dan memperjuangkan dengan sepenuh hati.

Dengan semangat dan sikap mental sukses adalah hak saya ! serta siap berjuang habis-habisan, saya yakin nasib kita pasti berubah lebih baik, karena Tuhan tidak akan tinggal diam untuk membantu kita!

Success is my right !

Tuesday, December 05, 2006

Hakikat Kepemimpinan

http://www.gsn-soeki.com/wouw/


Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat selalu membutuhkan adanya pemimpin. Di dalam kehidupan rumah tangga diperlukan adanya pemimpin atau kepala Keluarga. Di sebuah Negara ada Presidennya.

Ini semua menunjukkan betapa penting kedudukan pemimpin dalam suatu
masyarakat, baik dalam skala yang kecil apalagi skala yang besar.

Dari pengantar di atas, terasa dan terbayang sekali betapa dalam
pandangan terhadap "pemimpin" yang mempunyai kedudukan yang sangat penting, karenanya siapa saja yang menjadi pemimpin tidak boleh dan jangan sampai menyalahgunakan kepemimpinannya untuk hal-hal yang tidak benar.

Karena itu, para pemimpin dan orang-orang yang dipimpin harus memahami
hakikat kepemimpinan dalam pandangan yang mendalam sbb :

1. Tangung Jawab, Bukan Keistimewaan.
Ketika seseorang diangkat atau ditunjuk untuk memimpin suatu lembaga atau institusi, maka ia sebenarnya mengemban tanggung jawab yang besar sebagai seorang pemimpin yang harus mampu mempertanggung jawabkannya.
Bukan hanya dihadapan manusia tapi juga dihadapan Allah. Oleh karenaitu, jabatan dalam semua level atau tingkatan bukanlah suatu keistimewaan sehingga seorang pemimpin atau pejabat tidak boleh merasa menjadi manusia yang istimewa sehingga ia merasa harus diistimewakan dan ia sangat marah bila orang lain tidak mengistimewakan dirinya.

2. Pengorbanan, Bukan Fasilitas
Menjadi pemimpin atau pejabat bukanlah untuk menikmati kemewahan atau kesenangan hidup dengan berbagai fasilitas duniawi yang menyenangkan, tapi justru ia harus mau berkorban dan menunjukkan pengorbanan, apalagi ketika masyarakat yang dipimpinnya berada dalam kondisi sulit dan sangat sulit.
Karena itu menjadi terasa aneh bila dalam anggaran belanja negara atau propinsi dan tingkatan yang dibawahnya terdapat anggaran dalam puluhan bahkan ratusan juta untuk membeli pakaian bagi para pejabat, padahal ia sudah mampu membeli pakaian dengan harga yang mahal sekalipun dengan uangnya sendiri sebelum ia menjadi pemimpin atau pejabat.

3. Kerja Keras, Bukan Santai.
Para pemimpin mendapat tanggung jawab yang besar untuk menghadapi dan mengatasi berbagai persoalan yang menghantui masyarakat yang dipimpinnya untuk selanjutnya mengarahkan kehidupan masyarakat untuk bisa menjalani kehidupan yang baik dan benar serta mencapai kemajuan dan kesejahteraan.
Untuk itu, para pemimpin dituntut bekerja keras dengan penuh kesungguhan dan optimisme.

4. Melayani, Bukan Sewenang-Wenang.
Pemimpin adalah pelayan bagi orang yang dipimpinnya, karena itu menjadi pemimpin atau pejabat berarti mendapatkan kewenangan yang besar untuk bisa melayani masyarakat dengan pelayanan yang lebih baik dari pemimpin sebelumnya
Oleh karena itu, setiap pemimpin harus memiliki visi dan misi pelayanan terhadap orang-orang yang dipimpinnya guna meningkatkan kesejahteraan hidup, ini berarti tidak ada keinginan sedikitpun untuk membohongin rakyatnya apalagi menjual rakyat, berbicara atas nama rakyat atau kepentingan rakyat padahal sebenarnya untuk kepentingan diri, keluarga atau golongannya.
Bila pemimpin seperti ini terdapat dalam kehidupan kita, maka ini adalah pengkhianatan yang paling besar.

5. Keteladanan dan Kepeloporan, Bukan Pengekor.
Dalam segala bentuk kebaikan, seorang pemimpin seharusnya menjadi teladan dan pelopor, bukan malah menjadi pengekor yang tidak memiliki sikap terhadap nilai-nilai kebenaran dan kebaikan. Ketika seorang pemimpin menyerukan kejujuran kepada rakyat yang dipimpinnya, maka ia telah menunjukkan kejujuran itu. Ketika ia menyerukan hidup sederhana dalam
soal materi, maka ia tunjukkan kesederhanaan bukan malah kemewahan.
Masyarakat sangat menuntut adanya pemimpin yang bisa menjadi pelopor dan teladan dalam kebaikan dan kebenaran..

Dari penjelasan di atas, kita bisa menyadari betapa penting kedudukan pemimpin bagi suatu masyarakat, karenanya jangan sampai kita salah memilih pemimpin, baik dalam tingkatan yang paling rendah seperti kepala rumah tanggai, ketua RT, pengurus masjid, lurah dan camat apalagi sampai tingkat tinggi seperti anggota parlemen, bupati atau walikota, gubernur, menteri dan presiden.

Karena itu, orang-orang yang sudah terbukti tidak mampu memimpin, menyalahgunakan kepemimpinan untuk misi yang tidak benar dan orang-orang yang kita ragukan untuk bisa memimpin dengan baik dan kearah kebaikan, tidak layak untuk kita percayakan menjadi pemimpin.

(by: Yunus)

Thursday, November 30, 2006

Kebahagiaan Itu Dibuat, Bukan Dicari

Jika membicarakan kebahagiaan, tentu kita ingat juga kata cinta. Sebab kebahagiaan identik dengan keberadaan cinta. Kita harus
mengetahui diri sendiri, apa yang membuat kita merasa bahagia. Sebab, kebahagiaan harus kita sendiri yang membuat, bukan kita yang
mencarinya.

Pabrik kebahagiaan berada di dalam sanubari kita sendiri. Percuma Anda pergi ke ujung dunia untuk mencari kebahagiaan. Kebahagiaan tak akan Anda dapatkan di mana pun, kecuali Anda yang membuat diri
berbahagia di mana pun dan kapan pun.

Faktor yang paling penting untuk membuat kita tetap sehat, sejahtera, dan bahagia, adalah mencintai dan merasa dicintai.
Bersikaplah realitis dan rencanakan sejumlah mukjizat untuk diri sendiri dan merasakan kebahagiaan itu datang dan terjadi pada kita,
sebab cinta itu perlu keutuhan tubuh, pikiran, dan jiwa.

Cinta seperti segala sesuatu lainnya adalah sebuah pilihan.

Pada setiap saat dalam perjumpaan dengan orang lain, atau dalam setiap pikiran tentang diri kita sendiri, kita memiliki suatu
pilihan: entah untuk menghakimi atau coba untuk mengerti terhadap apa yang sedang dihadapi, yang harus dijalani, dan yang akan
direncanakan.

Energi Cinta

Cinta adalah energi. Rasakan energi itu mengalir ke dalam bagian tubuh kita, maka kita merasakan satu kehangatan, kedamaian, dan
kebahagiaan, memasuki tubuh dan sanubari.
Dan energi cinta itu tidak harus selalu kita dapatkan dari luar. Justru yang paling manjur adalah cinta yang dihasilkan dari diri
kita sendiri.
Dengan mencintai dan jujur pada diri kita sendiri tentang arti cinta, maka kita tidak akan menyia- nyiakan cinta yang sudah ada dan
ber- tumbuh dalam diri kita. Itulah awal pabrik kebahagiaan berproduksi dalam hati.

Sering terjadi pada banyak pasangan yang menyia-nyiakan perasaan cinta, yang tadinya menjadi suatu awal untuk keputusan hidup
bersama. Kita sering lengah untuk memelihara cinta tersebut.
Cinta yang dalam adalah dalam bentuk kasih sayang yang bisa kita ibaratkan seperti sebuah otot dalam tubuh kita, semakin dilatih dan
dipelihara, maka akan jadi semakin kuat dan semakin bermanfaat untuk melancarkan gerakan dalam hidup.

Pada saat cinta mulai memudar dan perlahan tapi pasti kasih sayang terhadap pasangan mulai menghilang, maka kita baru sadar bahwa
selama ini kita tidak menghargai keberadan cinta pasangan kita.
Di saat kita memiliki penuh, justru kita sia-siakan! Tetapi, di saat kita mulai merasa terancam kehilangan, kita berusaha mati-matian
untuk mendapatkan pengakuan bahwa dia harus tetap menjadi milik kita!

Sayangnya, dalam berjuang mempertahankan atau mencoba mengembalikan cinta pasangan, yang banyak terjadi adalah kita tidak kembali merebut cinta dengan cinta. Kita salah langkah, salah bertindak, juga salah mengadaptasikan kembali cinta itu pada keharmonisan hubungan.
Maka, yang terjadi adalah cinta semakin jauh untuk dikembalikan, semakin jauh untuk diraih, karena kita membuat hubungan menjadi
semakin membara dengan argumentasi yang mau menang sendiri, dengan amarah yang panas dan membuat cinta menjadi hanya legenda yang pernah ada dalam hubungan sebagai pasangan. Cinta musnah dibakar api amarah dan cemburu.

Mudah Sirna

Kenapa cinta yang membawa kebahagiaan pada pasangan menjadi begitu mudah sirna? Cinta yang demikian cepat pudar dan akhirnya lenyap dimakan waktu, antara lain adalah cinta yang diawali kata "karena" atau kata "kalau".
Cinta bisa abadi dan penuh toleransi jika sudah melebur dan berubah menjadi cinta dimulai dengan kata "walau" atau "walaupun".

Contoh cinta yang diawali kata "karena" adalah "Karena kamu cantik, maka aku mencintaimu!" Kemudian, "Karena kamu seorang direktur, maka saya mencintaimu!"

Lalu, contoh cinta yang diawali kata "kalau" adalah "Kalau kamu cinta saya, maka kamu seharusnya memenuhi kebutuhan saya!"
atau "Kalau kamu cinta saya, maka kamu selalu memperhatikan saya!"

Nah, bandingkan bunyi kalimat cinta yang diawali kata "walau".

"Walaupun hidup kita kekurangan, tetapi saya tetap mencintaimu!" Begitu juga dengan, "Walau kamu sekarang di-PHK, saya tetap
mencintaimu!" atau "Walau sekarang kulitmu sudah keriput, aku tetap mencintaimu!"

Banyaknya pasangan yang membekali diri untuk hidup bersama dengan cinta berawalan "karena" dan "kalau", maka keluhan yang paling
sering terdengar dalam ruang konsultasi adalah "serumah, tapi terasa asing" dan "setempat tidur, tapi tidak tertarik lagi".

Cinta "karena" dan cinta "kalau" mudah pudar dan luntur. Berbeda dengan cinta "walau" yang penuh toleransi, penuh pengertian, bahkan
penuh maaf atas apa yang terjadi pada pasangan kita.

Kita mampu berkata, "Walau kamu menyakiti saya, tetapi saya tetap menyayangimu."

Pilihan ada pada diri kita sendiri, mau berbahagia ya berusahalah dan berjuanglah dalam membuat kebahagiaan itu di sanubari kita.

Sebab, kebahagiaan itu merupakan energi yang menular. Kita tidak bisa membuat orang di lingkungan kita berbahagia, tanpa diri kita
sendiri bahagia.

Bagaimana kita mau membuat orang di sekitar tersenyum, jika kita sendiri tidak mampu tersenyum karena hati penuh energi busuk yang
dihasilkan dari amarah, rasa benci, jengkel dan merasa dipermainkan, dan sebagainya?

Sumber: Kebahagiaan Itu Dibuat, Bukan Dicari oleh Lianny Hendranata.

Tuesday, November 21, 2006

Sensitif Terhadap Perubahan dan Manajemen Perubahan

"Change in all things is sweet. – Berubah dalam segala hal sangatlah manis."
~ Aristotle (384-322 BC)
– Filsuf Yunani

Sebelum saya mengupas topik ini, terlebih dulu saya ingin menceritakan tentang seekor katak yang terjatuh kedalam sebuah panci besar berisi air yang sedang dipanaskan. Semula air tak terasa panas dan ia sangat menikmati. Tetapi tanpa ia sadari lama kelamaan air itu semakin panas. Lalu katak itupun mati dalam air mendidih. Lain cerita jika katak itu langsung dilempar kedalam air panas. Mungkin ia akan segera melompat keluar.

Kisah tersebut menggambarkan betapa penting bersikap sensitif terhadap perubahan. "Become a student of change. It is the only thing that will remain constant. – Menjadi pelajar perubahan merupakan satu hal yang abadi," kata Anthony J. D'Angelo, penulis The College Blue Book. Bila kita sudah berhasil mencapai target, bukan berarti kita bisa tidur lagi tetapi kita harus terus belajar supaya lebih peka dan selalu siap berubah.

Contoh dalam realitas dunia bisnis, dulu Motorola merajai pasar handphone di dunia. Tetapi posisi Motorola terus merosot karena tidak peka terhadap perubahan permintaan pasar. Berbeda dengan Nokia dan Ericson yang kini sukses mengusai pasar telepon selular karena selalu menciptakan produk unggulan terbaru dan masing-masing memiliki keunikan tersediri.

Contoh lain adalah IBM yang dulu pernah menguasai pasar komputer di dunia. Tetapi karena produk tersebut kurang mengerti permintaan pasar, maka posisinya berangsur tergeser. Posisi tersebut kini dikuasai inovasi dan kreasi Apple dan Microsoft. Sebenarnya masih banyak contoh lain yang menggambarkan pasang surut di dunia bisnis karena sangat dipengaruhi oleh inovasi dan kreativitas sejalan dengan perubahan dan keinginan pasar itu sendiri.

Dengan kata lain, kepekaan terhadap perubahan memungkinkan kita terus berkembang dan berhasil. Sebagaimana Mark Victor Hansen mengatakan, "You must be on top of change or change will be on top of you. – Anda harus berada diatas perubahan, atau perubahan itu menggilas Anda." Tetapi ada beberapa hal yang harus kita perhatikan untuk memanajemen perubahan yang senantiasa kita upayakan supaya berdampak positif atau tidak menciptakan tekanan negatif terhadap kehidupan kita.

Tips pertama memanajemen perubahan adalah mengenali diri sendiri, keadaan di sekitar dan tujuan yang ingin kita capai. Cara tersebut memudahkan kita mendapatkan ide cemerlang untuk menciptakan sesuatu yang berbeda. Selanjutnya ide-ide tersebut akan sangat membantu kesiapan kita dalam melangkah dan bahkan mencintai perubahan itu sendiri.

Sebagai gambaran misalnya saya terjebak pusaran arus sungai yang sangat kuat dan pasti menenggelamkan saya. Jika saya bertahan diatas permukaan dengan segala kekuatan yang saya miliki tentu saya tidak akan bertahan lama hidup, maksimal mungkin hanya 1-2 menit. Tetapi kemungkinan saya masih bisa selamat jika saya pergunakan seluruh kekuatan yang saya miliki untuk mengikuti pusaran air sampai suatu ketika arus tersebut membawa saya ke permukaan.

Contoh ketika terjadi krisis multi dimensi sejak tahun 1997, waktu itu semua dunia usaha terpuruk khususnya yang bermodal besar. Kita pasti hanya mampu bertahan sebentar jika menantang arus perubahan akibat krisis multi dimensi tersebut. Tetapi bila kita cukup memahami dan mengikuti kemana arus perubahan itu, memahami tujuan yang ingin kita capai yaitu keberhasilan dan segala sesuatu yang sangat dibutuhkan pasar, tentu akan muncul ide cemerlang untuk sebuah peluang prospektif. Artinya dengan memanfaatkan arus perubahan dan kondisi yang terbentuk akibat perubahan itu mungkin kita lebih mampu bertahan dan sampai ke tujuan.

Tip kedua adalah memandang positif setiap kesempatan dan kemungkinan baru. Hal itu bermanfaat bagi kita supaya lebih menghargai waktu yang sedang kita miliki. Langkah tersebut seringkali juga bermanfaat bagi kita lebih memahami pelajaran dan hubungan baru supaya kehidupan kita menjadi lebih stabil, sehat, kaya, dan bahagia.

Tip ketiga dalam memanajemen perubahan adalah memperkuat dasar-dasar personal. Artinya melakukan aktifitas yang dapat kembali memfokuskan diri terhadap target. Misalnya saya pribadi meluangkan waktu untuk belajar, bermeditasi atau beribadah, dan berolah raga, karena aktifitas tersebut memperkuat komitmen saya untuk selalu menjadi lebih baik. Berdasarkan penelitian juga disebutkan bahwa orang-orang yang senang berlatih memiliki mental lebih baik untuk berkreasi dan meraih kesuksesan.

Tip ke 4 adalah meluangkan waktu untuk mengoreksi langkah-langkah yang sudah kita tempuh. Bila kita bertumbuh itu sangat memungkinkan kita berbuat kesalahan, dan dari sanalah kita belajar. Kemudian segeralah kembali mencoba dengan cara yang baru, benar dan sistematis supaya tidak terjadi kesalahan yang sama. "Unless you change how you are, you will always have what you've got. – Kecuali jika Anda mengubah cara Anda, maka Anda akan selalu mendapatkan impian Anda,"
kata Jim Rohn.

Tip ke 5 adalah membuat jadwal yang terorganisir dengan baik. Kita mungkin cukup disiplin mengerjakan hal-hal penting. Tetapi bila kita mencatat jadwal tersebut, itu akan lebih memastikan kita menjalankan langkah-langkah perubahan dengan benar atau tidak tergoda untuk melakukan tindakan yang sia-sia.

Secara garis besar Heraclitus menyimpulkan bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini kecuali perubahan. "There is nothing permanent except change," katanya. Mungkin dulu kita sering kali menghubungkan perubahan dengan perasaan ketakutan dan ketidakpastian. Tetapi bila kita memberi kesempatan atau waktu untuk membiasakan diri memanajemen perubahan dengan baik, maka lambat laun kita akan lebih peka bahkan menikmati perubahan tersebut sekaligus berhasil mencapai impian- impian yang kita dambakan. Perubahan itu abadi dan kunci suksesnya adalah tetap berpikir dan bersikap positif supaya kita dapat menemukan sesuatu yang baru yang membuat kita semakin sukses dan menyukai kehidupan ini.[aho]

Sumber: Sensitif Terhadap Perubahan dan Manajemen Perubahan oleh Andrew Ho. Andrew Ho adalah motivator, pengusaha, dan penulis buku best seller

Friday, September 15, 2006

Selingkuh

Kemarin beberapa kali aku terima email tentang "10 tips aman berselingkuh".
Merasa tidak butuh, ku forward salah satu mail itu ke seseorang.

Sorenya saat chat, aku tanya...
"Udah terima email gw belom? Yang tentang selingkuh"
"O iya udah", katanya.
"Terus gimana?"
"Udah telat, bukan cuma jadi ingus... udah power glue gw"

Hehehe... sebelum salah sangka, ini nih tips lengkapnya...

Berikut adalah 10 tips untuk berselingkuh dengan aman:

1. Jangan melakukan lebih dari 2x,
karena kalau lebih dari 2x perasaan Anda akan berbicara. Kalau udah begini
tahi kuda bisa serasa coklat. Keluarga di rumah bisa nggak diingat.

2. Cari partner selingkuh yang sejajar baik dari segi ekonomi
maupun mental.
Kalau partner selingkuh Anda ekonomi lemah, Anda akan diporoti
habis-habisan. Anda akan ditelpon 57x sehari. Kursi yang anda duduki bisa
panas bagai bara.

3. Bila partner selingkuh sudah menunjukkan gejala-gejala cinta,
segera tinggalkan. Kalau Anda terlambat maka partner selingkuh Anda akan
berubah jadi "ingus". Kalau udah nempel ditangan, dikibas-kibas kagak mau
lepas...ampuuuuun kasian deh lo.

4. Jangan mengobral harapan, terutama kalau partner Anda termasuk berwajah
cantik/ganteng tapi IQ jongkok.
Anda bisa dikejar terus dengan janji Anda yang mau mengawini, membelikan
ini, itu dll.

5. Bikin perjanjian didepan, semacam pre-nuptial agreement begitu. Bahwa
hubungan ini hanya akan begini dan begitu dan tak lebih dan tak kurang dari
itu.

6. Hal terpenting dalam dunia perselingkuhan, jangan sampai Anda
jatuh cinta. Kalau Anda type yang mesti jatuh cinta kalau selingkuh, lebih
baik Anda kawin lagi atau cerai dan kawin lagi.

7. Jangan sekali-kali berpikir untuk menekan "per unit cost". Kalau Anda
type pelit lebih baik tidak usah coba-coba selingkuh, kecuali kalau Anda di
pihak yang "diongkosi".

8. Lakukan pada siang/pagi hari, lebih sulit dilacak dan lebih
mudah dan banyak waktu untuk menghilangkan jejak.

9. Pertahankan score tetap 1:1 terus Kelemahan Anda adalah identitas Anda,
cari juga kelemahan partner selingkuh Anda.

10. Jangan lupa pakai "protection"
.

Print dan simpan email ini, siapa tahu bermanfaat nanti....atau sekarang???


Ada yang mau mencoba???

Thursday, September 14, 2006

Gak bisa bobo

Adegan I (Rabu, 13 September 2006, jam 1.30)
Ninna: Yul, Growell-nya yang bekas Said sekarang dimana ya?
Gw : (langsung pusing) Nahlo, gak ama gw tuh

Adegan II (Kamis dini hari) Gw gak bisa tidur, bolak balik badan doang di atas tempat tidur....
Masih keingetan ama Growell, siapa yang pake ya sekarang?

Adegan III (Kamis, 14 September 2006)
Mata bengkak...
huhuhuhu



My 1st birthday cake for Ryan


Alhamdulillah, tanggal 5 September kemarin Ryan Ultah yang ke 4, tapi karena itu jatuh pada weekday…terpaksa syukurannya dimundurin pas weekend-nya.

Dari jauh-jauh hari papa dan mama udah bikin list menu buat hari itu. Tapi kalo papa sibuk tentang “menu berat” (sampe minta tolong sama Mbah Yo untuk bikinin bakso super enaknya), mama mah Cuma berkutat tentang cake, cake dan cake.

Selama minggu itu, kerjaan mama Cuma nongkrongin detikfood atau dapurbunda, dengan sabar nguprek-nguprek disana buat cari resep kue.

Hari kamis, mama jogging sebentar doang (paling 2 puteran gelora senayan – maaf ya Bu Anita) karena janjian ama papa ketemu di carrefour ambass buat beli bahan-bahan cakenya. Waktu ngambilin barang-barang di carrefour, gaya mama udah kaya baker pro aja muter-muter di lorong bahan kue (padahal karena sibuk cari yang sama persis sama resepnya, dan malu bertanya – ingat mau bertanya, sesat di pasar hehehe).

Sreett.. srett (suara terigu, coklat bubuk, coklat masak, dll yang diambil mama)….

Yuk, Pa. Bayar ke kasir”
“Kok beli coklat masaknya banyak banget, Ma”
“ Iya dong, kan resepnya bilang gitu”
Waduhh.. dasar copycat, kalo niru mesti sama plek ya.. hahahaha

Jumat malem, sepulang dari piket (sampe rumah jam setengah 10), mama langsung ajep-ajep di dapur bikin adonan kue. Tergugah liat semangat mama, papa gak tega dan langsung bantu potong2in coklat masaknya (kayaknya banyakan yang diicip-icip ya pa?).

Jam 12 malem, akhirnya semuanya selesai.

“Pa, kok bantet ya?
“Gpp, Ma. Mungkin kalo didiemin semalem bisa mengembang” (Alah… si papa teori membesarkan hati gitu)
Yah, akhirnya dengan setengah memaksa jadi juga cake ultah Ryan. It’s not about the taste, tapi puas aja rasanya bisa bikin sendiri. (Tapi sodara-sodara bilang coklatnya enak kok – ya iya lahh..!)

Ryan sayang, Mama Cuma bisa bikinin kaya gini sebagai kado untuk Ryan.
Semoga Ryan seneng, dan ditahun depan mama bisa bikin yang lebih baik lagi.

Tentang si Dia

Awalnya dari nexia, sebuah game online. Aneh, tapi nyata…
Begitulah pertemuanku dengan seseorang yang sekarang menjadi suamiku.

Namanya Setyo Suhartanto (in the middle, there is “Dwi”. That’s so javanese hehehe). Temen curhat yang selalu protes setiap kali aku cerita nggak mau lagi punya cowok orang “lokal”.

So desu ka…
Dia yang akhirnya membuka kembali mataku…
Bahwa masih ada cowok Indonesia yang bisa diajak fun, untuk hunting bareng di dae, buya, dll
Bahwa masih ada cowok Indonesia yang smart dan bisa nyambung tentang brita-berita hangat (tapi berita hangat buat gamers tuh apa ya – red).
Bahwa masih ada cowok Indonesia yang peduli, bisa ngertiin perasaan dan airmata seseorang.
Bahwa masih ada cowok Indonesia yang jantan, gonna fight for his girl
Bahwa masih ada cowok Indonesia yang gentle, know how’s to treat her woman
And so on, and so on

10 Agustus 2001. Pernikahan.
He wanted me to have the shares of his life, his dreams…
When I said, “yes, I will”… but there was a big question in me. “Is he the right one”

Bali, Indonesia.
Saksi perjalanan hidup kami.
Sebagai pengantin sekaligus sarjana baru, suami tercinta mengajak aku kesana, mengadu nasib katanya. To plants our fighting spirit.

Bulan-bulan pertama, jauh dari orang tua, hanya dengan bermodal nekad saja ternyata tidak cukup.

Di sana, di Jalan Sesetan, Denpasar. Pertanyaan itu semakin membesar “IS HE THE RIGHT ONE??”

Tapi sesuatu telah ditakdirkan terjadi.

Saat pekerjaan belum diraih, tabungan habis, dan (dia tidak memberitahu aku saat itu) uang yang ditangan hanya tinggal 3000 perak. Bayangkan 3000 perak!!
Itulah saat Tuhan menunjukkan betapa baiknya suamiku…

Saat makan siang, dia mengantarkanku ke warung tempat kami biasa makan. Hanya melihat sambil tersenyum dan bertanya “Enak, dek?”.
Dia bilang dia tidak lapar, dan mungkin malam nanti “Cuma” ingin makan bubur kacang hijau saja.
(Makan siangku hari itu 2500… )

Setiba kembali ke kontrakan, dia baru dengan jujur bercerita bahwa uang kami tinggal 500 rupiah.
Saat itu aku terdiam, membayangkan betapa suramnya nasib.
“Mungkin kami akan mati di Bali”.
Keheningan dijawabnya dengan ijin, “ Dek, kalo besok aku belum dapet kerja.
Boleh gak aku jadi kuli panggul aja?”

Gosh!!
Aku terhentak, dan tangisku pecah.
Orang yang dihadapanku itu, begitu sayangnya padaku sampai tidak malu lagi dengan tahun-tahun kuliahnya dulu, dan mengajukan dirinya untuk jadi kuli buat menafkahiku.

And so that was, how I fall for him…

Tapi Tuhan Maha Tahu, dan Maha penyayang.
Dia mendengar niat suamiku…
Belum lagi kering air di mataku, handphone Mumut (begitu panggilan sayang untuk suamiku) berbunyi.
....Ada orang yang minta dibuatkan website…
Terima kasih Ya Allah…!! *sniff*

Tahun-tahun kini telah berlalu, kami akan terus melangkah ke arah yang lebih baik.

Honey, terimakasih telah menyayangiku begitu dalam…
Doaku selalu menyertaimu

Jakarta, 10 Agustus 2006
5 tahun kebersamaan kami

Friday, August 25, 2006

Mengisi Kemerdekaan

Keriungan para "tokoh jamaah selasanan" sehabis ngaji kali ini tergolong lengkap. Selain anggota tetap seperti Kang Kimin De-pe-er; Kang Mansur Jagal; Slamet Necis Mangil Aliflammim; Si Dul Usil; dan Modin Rosyan; ada tokoh-tokoh tua: Mbah Daud dan mbah Syukur. Maudlu' atau topik pembicaraan tentu saja- apalagi kalo tidak- sekitar hari peringatan kemerdekaan.

Dengan kebanggaan yang polos, masing-masing menceritakan apa yang telah dan akan dilakukan di kampungnya dalam rangka memeriahkan dan mensyukuri kemerdekaan negaranya. Si Dul misalnya, menceritakan bahwa dia mengikuti hampir semua perlombaan yang diadakan desanya; mulai dari main catur hingga jambean. " Bukan hadiah yang penting", katanya tapi pokoknya ikut rame-rame memeriahkan!'

Kang Mansur Jagal, untuk bagaimana dia dan kawan-kawanya bikin sketeng model joglo di gang masuk desanya.

Para tokoh jamaah tertawa geli ketika Slamet Necis cerita akan ikut "Bersepeda Hias". Manggil Aliflammin (dijuluki Aliflamimmim, karena setiap diminta Qira'ah, membaca Al-Qur'an, selalu membaca hafalannya: Alif-Lam-mim) yang terkenal nylekit berkomentar dengan nada bertanya, Lho, Met, panitianya kok memperoleh kau ikut ?"

"Memangnya kenapa ?"

" Lha sepedamu nggak ada pedalnya gitu lho. Suka los lagi !"

"Kurang asem. Jangan ngenyek kamu ! kalo sudah saya hias, wow, nggak kalah penampilannya dari federal-gadunganmu !"

"Kalau mau ikut juga, pinjam saja sepedanya mbah Syukur. Wantek dan antik!tidak dihiaspun, menarik perhatian !"

"Ee, kok jadi sepeda keramatku diikut-ikutkan." Sergah mbah Syukur yang dari tadi Cuma urun senyum-senyum, "kualat nanti kau !"

"Yoh, yoh, bersenang-senanglah kalian !' Tiba-tiba suara baritone mbah Daud seperti meningkatkan mereka akan keberadaan tokoh tua yang mereka hormati itu ditengah-tengah mereka. Mereka pun sadar dan bersiap-siap mendengarkan pinisepuh mereka yang jarang bicara ini. Mereka ingin mendengar mbah Daud tempo doeloe dijadikan semacam markas tentara kita dan hingga kini masih dihormati orang karena kesederhanaan dan sikap kebapakannya.

"Kalian boleh dan memang sudah sewajarnya bergembira memeriahkan Hari Kemerdekaan negara kita tercinta ini. Tapi harus selalu kalian ingat pidato-pidato para pemimpin kita, yaitu bahwa kita tidak boleh hanya menyukuri dengan upacara-upacara dan segala macam keramaian tujuh belasan saja. Tapi lebih dari itu, kita harus mensyukurinya juga dengan tekad dan melakukan perjuangan yang lain. Berjuang untuk mengisi kemerdekaan itu sendiri. Atau dengan kata lain, berjuang untuk menjadi bangsa yang benar-benar merdeka. Membangun di segala bidang, menolong ngentas yang masih miskin dan bodoh, itu perjuangan kalian kini. Begitu 'kan kata bapak-bapak kita selalu?

Mbah Daud menjentik-jentikkan rokok ting-we-nya ke asbak, sebentar-sebentar menyedotnya dalam-dalam, kemudian sebelum asap rokoknya dihembuskan, dia melanjutkan wejangannya.

"Masing-masing harus ikut cawe-cawe. Apa saja yang dimampuinya. Punya okol, urunkan bagi mengisi kemerdekaan! Paling apes-apesnya, kalau tidak bisa berbuat apa-apa, jangan sampai ngrusuhi apalagi mengkhianati perjuangan mengisi kemerdekaan ini".

"Dan ingatlah, dulu di zaman berjuang merebut kemerdekaan, kita menghadapi tidak hanya penjajah Asing, tapi juga harus menghadapi perusuh dan pengkhianat bangsa. Mereka ini bangsa kita sendiri juga yang –karena kelemahan mental, keyakinan dan kecintaan mereka terhadap tanah air mereka, terlalu takut menderita atau ingin mukti sendiri- mentolo terhadap bangsa sendiri. Nah, jangan sampai dalam perjuangan mengisi kemerdekaan ini, kelemahan-kelemahan seperti itu dibiarkan".

Kawan-kawan jamaah tetap diam menyimak nasihat orangtua yang sangat mereka hormati itu. Mbah Daud pun melanjutkan:

"Dan yang lebih penting lagi: di hadapan hak, jangan ada yang merasa lebih memiliki negeri ini; sementara di hadapan tanggung jawab seolah-olah tidak ikut memilikinya. Kelakuan begini sama saja dengan para perusuh dan pengkhianat di zaman penjajahan dulu. Dan ingat-ingatlah, betapapun tinggi kedudukan kalian dan betapapun besar tanggung jawab kalian, jangan sekali-kali merasa paling hebat, lalu merendahkan orang lain. Marilah bersama-sama, seukur wewenang dan tanggung jawab serta kemampuan masing-masing membangun negeri kita tercinta ini dengan penuh kasih sayang.

Saling mengingatkan bila ada yang lupa dan saling membetulkan apabila ada yang salah".

"Maaf, Mbah", tiba-tiba si Dul –seperti sudah menjadi adatnya- nginterupsi.

"Kalau kedudukannya seperti mbah Daud atau pak Lurah memang gampang menegur, mengingatkan atau membetulkan kesalahan orang; kalau rakyat jelata seperti saya ini, mana berani mengingatkan dan lain sebagainya. Salah-salah awak kena tempeleng".

Kawan-kawan jamaah tertawa mendengar omongan si Dul. Sedang mbah Daud hanya tersenyum sebelum kemudian berkata:

"Memang kita ini sudah terlanjur salah kaprah ya, tidak membiasakan budaya ikhlas dan saling mengingatkan serta saling membetulkan antara kita.

Mestinya kita kan harus memahami sikap saling mengingatkan dan saling membetulkan itu sebagai bagian dari kasih-sayang antara kita sesama saudara sebangsa".

Mbah Daud berhenti sejenak, menarik napas panjang, baru kemudian melanjutka, "Yah, kita mulai saja dari lingkungan kita sendiri, Dul. Kita kembangkan sikap ikhlas dan saling menyayangi dalam arti sebenarnya; termasuk membudayakan sikap saling mengingatkan dan membetulkan itu tadi. Siapa tahu nanti bisa menular ke sana ke mari".

Semuanya manggut-manggut, seolah-olah berjanji untuk melaksanakan saran dan nasihat sesepuhnya itu; sebelum akhirnya mereka bubar.

(Oleh: KH. A. Mustofa Bisri)

Monday, August 07, 2006

Kangen


Beberapa hari yang lalu, aku nerima email yang ada attachment poto-potonya (salah satunya gambar disamping).
Jadi inget sama Ryan waktu masih kecil...lucuuu banget. Sekarang juga masih lucu, pokoknya Ryan is my cute son.

Tentang anak, hari minggu kemarin aku dan masku jalan-jalan ke ambassador. Tadinya sih niatnya pengen inget-inget masa pacaran dulu, tapi apa daya waktu liat anak-anak kecil itu jadinya malah kangen sama Ryan.

Saat lagi kangen gitu, aku liat beberapa pengalaman aneh. Ada anak cowok yang nangis, tapi kemudian diem saat digendong dan dibujuk sama si Mbaknya. Padahal mamanya ada disitu. Aku mikir, apa anak itu begitu dekatnya sama si Mbak, atau emang mamanya udah capek..jadi gantian dong si Mbak yang gendong?

Di lain situasi, pas lagi istirahat di junkfood ayam goreng, ada anak cewek yang juga nangis di depan mamanya yang lagi makan. Tapi si mama cuek aja, malahan terus dateng si Mbaknya terus langsung gendong anak itu, yang mana anak itu ngomong ke si Mbak "Mau pulang".

Aku bersyukur sekali melihat kejadian-kejadian tersebut. Bahwa, walaupun aku bekerja dan Ryan di rumah hanya berdua si Teteh aja, tapi saat aku libur Ryan selalu memprioritaskan aku dan papanya untuk dimintai tolong.
Seperti setiap Sabtu/Minggu, Ryan nggak bakal mau kalo disuapin sama Teteh. Bahkan untuk "cawi" setelah pipis pun bakal teriak2 gak mau kalo yang nyamperin si Teteh.

Alhamdulillah, Ya Allah...
Terimakasih Kau berikan ketabahan, kesabaran dan kekuatan padaku untuk menjalani peran ganda ini.
Semoga kedepannya, makin Kau eratkan tali kasih Orang tua dan Anak di antara kami.


Wednesday, August 02, 2006

Overload


Tumben-tumbenan hari ini aku ngerasa overload. Tau-tau kerjaan bertumpuk banget.
Temen-temen dari milis, baik milis beneran maupun jejadian ada yang nanyain juga "jeng, kenapa toh..kok beberapa hari ini nggak ada email2 aneh dari sodara, pripun iki?"

akibatnya, email numpuk...
liat tuh, folder milis A ada tulisannya (325)<<-- maksudnya ada 325 email yang belum dibaca. Begitu juga milis B, C dan seterusnya. Lucu juga sih, padahal kemaren-kemaren dakuh berkata dalam hati "wahh..kalo gini terus di kantor, bisa2 dibilang makan gaji buta" hehehe...ketulah deh gw :P

Yang bikin seneng, kegiatan2 dikantor bisa dibilang gak ngebosenin, alias banyak ilmu yang sedang dipelajari.
Tapi kalo harus dengan "tempo sesingkat-singkatnja" dipaksa nguasain semua, tak u-u kaleee...


Salam Pusing

Tuesday, August 01, 2006

Batuk oh batuk

My cuties lagi batuk. Sedihhh banget kalo pas bobo tau2 dia mesti kebangun gara-gara batuknya...
Biasanya sih papa yang harus ambilin air putih (yang emang udah disediain disamping tempat tidur biar gampang ambilnya), tapi kan tetep aja gitu sedih dan capek jadinya.

Walau udah beberapa hari batuk, tapi mama belum mau bawa Ryan ke dokter (setelah mendapat pencerahan ttg penyakit dan obat dari Dr. Wati). Giliran papa deh yang uring-uringan karena gak tega Ryan batu terus.

Akhirnya, setelah menunggu beberapa saat... tibalah akhir pekan. Sabtu minggu kemarin Ryan dijemur pagi-pagi (kaya baju aja) dan worked.
Tapi mungkin karena udah rada lama, jadi biang penyakitnya rada mbandel. Dijemur 2 pagi, masih nyisa sedikit batuk dibadan Ryan.

Honey, get well soon yaa..
Mama sedih banget liat kamu sakit. Nanti kalo udah gak batuk, mama beliin es krim kesukaan Ryan deh