Friday, November 12, 2010

Sesungguhnya Sesudah Kesusahan Pasti Ada Kemudahan

Sekilas kulirik kelap-kelip lampu LCD HPku menyala, tapi tak kuangkat dengan segera untuk melihatnya. Biasa, saat aku bekerja aku memilih untuk men-silent-kan semua yang bisa mengganggu konsentrasiku. Walau bekerja dari rumah, tapi aku sangat menghargai hak client-clientku untuk mendapat hasil pekerjaan profesionalku.

Sekilas kulirik kelap-kelip lampu LCD HPku menyala, tapi tak kuangkat dengan segera untuk melihatnya. Biasa, saat aku bekerja aku memilih untuk men-silent-kan semua yang bisa mengganggu konsentrasiku. Walau bekerja dari rumah, tapi aku sangat menghargai hak client-clientku untuk mendapat hasil pekerjaan profesionalku.

Sepuluh menit berlalu, saat mengambil minum, aku segera sadar tentang HPku tadi. Kulihat sebuah sms masuk dari no. yang tidak aku kenal.
"Wah mbak Yuli masuk SM hr ini dg bisnis VA, sukses slalu tuk mba Yuli."
Isi dan no. sms itu sungguh menggelitikku. Yang pertama aku lupa (atau memang belum) men-save no. itu, yang kedua karena aku belum membaca koran hari ini.

Buru-buru kucari koran Suara Merdeka. Benar saja, ternyata memang benar ada sebuah artikel tentangku dengan bisnis Virtual Assistant yang hampir 2 tahunan ini kugeluti terpampang di halaman probisnis harian tersebut edisi hari ini (pssstt... salah satu photo dari FBku juga ikutan nampang lho!).
Pelan-pelan kubaca isinya, kuhayati pelan-pelan seperti halnya ketika kunikmati silverqueen kesukaanku.
Tak terasa dua titik air mengembang di pelupuk mataku, ahhh... kenapa bikin terharu gini yaaaa...

Teringat perjuanganku saat-saat itu. Saat ujian besar melanda keluargaku, Allah memberi pencerahan tentang VA ini. Sampai akhirnya aku larut dan semakin cair dalam dunia virtual.
Juga terbayang perjuanganku menempa diri, dari orang yang bahasa inggrisnya sebatas pasif, yang dengan terbata-bata karena keterbatasan ini mesti bersusah payah mencerna pelajaran tentang VA dari forum-forum dan website yang rata-rata berbahasa londho... sampailah aku disini, di hari ini, di titik ini.
Allah tidak pernah tidur, dan Allah Maha Menepati Janji.

Setahun lalu kulepas sebuah karir dengan gaji bagus di VICO Indonesia. Saat itu, setelah berkali-kali diminta mempertimbangkan keputusanku, suatu kali aku dengan sangat pede berkata pada Manager ICT VICO Indonesia yang sudah kuanggap seperti bapak sendiri: "Saya yakin kalau memang ada rejeki saya, pasti Allah akan mencurahkan penggantinya dari tempat lain".
Sungguh, memang bukan karena karir jelek atau lingkungan kerja. VICO Indonesia menawarkan semua yang menarik dari dunia kerja untuk seorang Yuli Rosiana yang bukan apa-apa ini. Keputusan meninggalkan kantorwaktu itu adalah untuk lebih fokus menata diri juga mengurus keluarga.

Kembali dengan penglihatan terpendar kubaca artikel itu, saat itu terdengar adzan dzuhur dari speaker musholla dekat rumah mengingatkanku pada kekuasaan Allah.
Suasana haru ditambah suara adzan itu membuat semacam nuansa mistis penuh syahdu dalam hati ini.
Merasa begitu besar karunia Allah dan betapa rendahnya diri ini, kusujudkan kepala dan hatiku. Saat itu genangan air sudah membuncah dan langsung memburai keluar dari kedua mataku.

Allahu Akbar!
Terima kasih ya Allah atas semua karunia, kemudahan dan juga pertolongan yang telah Engkau curahkan untukku dan keluargaku.
Terima kasih telah membimbing Mbak Hartati, sang wartawati SM sehingga beliau sudi membuat dan memuat cerita tentangku dan VA.
Terima kasih ya Allah, untuk semuanya.


Semarang, 11 Nov '10

PS. versi cetak artikel itu bisa dilihat disini: http://mcetak.suaramerdeka.com/PUBLICATIONS/SM/SM/2010/11/11/ArticleHtmls/ENTREPRENEUR-Asisten-Virtual-Pintar-Menangkap-Peluang-11112010109017.shtml?Mode=1

Wednesday, May 26, 2010

Planetarium TIM Cikini


Hari Minggu (16 Mei) yang lalu sudah dinadzarkan sebagai hari ruang angkasa.
Aku, Ryan dan Mas Ary bersusah payah bangun pagi biar bisa nonton tayangan planetarium kloter pertama (jam 10).


Kalo dari Ragunan, jalurnya rada gampang. Kami ambil busway, turun di Setiabudi kemudian nyambung taksi (sekitar 13.000) turun tepat di depan TIM (Taman Ismail Marzuki).

Sayangnya, kita sampe jam 09.30 tapi semua tiket untuk pertunjukan pertama sudah habis bis bissssss.... dan kami harus antri untuk membeli tiket pertunjukan berikutnya.
Yang lucu, Ryan marah-marah (karena ngantri buat anak 7 tahun itu sangat M.E.N.J.E.M.U.K.A.N) dan nyalahin aku yang dianggapnya bangun kesiangan hihihihi...
Baru setelah dijelasin kalo tiketnya abis, dia mau duduk tenang untuk antri tiket.

Pertunjukan kedua mulai jam 11.30, tapi loket buka 1 jam sebelumnya.
Setelah dapet tiket pun kita harus antri lagi untuk ke ruang pertunjukan.
Kenapa???
Kalo nggak antri, dijamin kita cuma bakal dapet kursi yang tersisa. Bisa aja kan kursinya yang gak enak. Jadi daripada ambil resiko, mending antri aja deh...

Setelah berpanas-panas antri, akhirnya show time!!
Ruang pertunjukan Planetarium cukup nyaman. Modelnya recliner (bener gak sih nulisnya?) yang sandarannya bisa didorong sampai belakang (menurut perkiraanku sekitar 40 derajat) fungsinya biar kita enak mendongak, soalnya layar di Planetarium itu ada di langit-langit ruangan.

Sepanjang pertunjukan, aku dan Ryan sangat antusias. Tampilan film dan pembawa suaranya cukup menarik.
Kadang kalo Ryan gak ngerti, aku harus nunjuk-nunjuk yang benda langit yang dimaksud.
Yang menarik, ada adegan dimana seolah-olah kita lagi naik pesawat ruang angkasa dan ruang pertunjukan itu seperti bergerak ke kanan dan ke kiri. Uhuyyy... dehhhh!!

Kalo dikasih score skala 1-10, menurut aku Planetarium layak dikasih angka 8,5.
Untuk anak-anak, Planetarium cukup edukatif dan atraktif untuk mengenalkan konsep ruang angkasa.
Aku sama Ryan aja saking sukanya, sampe 4 kali kesana.
Next time kalo merencanakan jalan-jalan yang mengesankan, Planetarium bisa jadi satu pilihan.

Tuesday, April 27, 2010

Tentang Aku

Ini bagian tersulit, bagi seorang yang tingkat kenarsisannya serendah aku, untuk menggambarkan siapa Yuli Rosiana. Pastinya akan sulit untuk terlalu jujur mengungkap prestasi dan pencapaian yang sudah aku dapatkan, aku sangat khawatir akan dinilai sombong :P

Baiklah, kita mulai...
Aku terlahir di Jakarta, 28 Juli (maaf, tahun dirahasiakan tapi kado-kado akan selalu dengan senang hati disambut dengan baik terutama pada tanggal tersebut), putri pertama pasangan Pak Rosyid dan Ibu Yani.
Masa kecilku, seperti anak-anak baik dan cantik serta pintar pada umumnya, berlalu tanpa masalah.
Sempat masuk TK selama 2 bulan. Ya.. hanya 2 bulan saja. Sampai kemudian aku melakukan mogok pertama dalam hidupku, yaitu mogok sekolah. Alasannya sangat kompleks, aku ingin segera bisa membaca majalah bobo, majalah yang setiap minggu datang ke rumah yang aku selalu berharap bisa menjadi pembaca pertamanya setiap kali tapi selalu kalah karena tanteku (yang selalu menang) beralasan aku belum bisa membaca.
TK bagiku terlalu membosankan, cukup 2 bulan aku menunggu pelajaran membaca, tapi sepertinya hal itu tidak masuk kurikulum pembelajaran TK waktu itu. And I fed up, dan tidak mau masuk sekolah lagi.

Akhirnya masa mogokku berakhir dalam beberapa hari, umur 5 tahun aku masuk kelas pertamaku di SD Mubasysyirin, Karet Kuningan dengan status "anak bawang". Bu Guruku yang tercinta (Bu Elis) adalah guru terbaik sepanjang masa studiku.

Selepas SD, aku melanjutkan ke SMP 58 dan SMA 3, kemudian IISIP dengan Jurusan jurnalistik tahun 1996.

Dari kecil aku sudah terlihat sebagai anak cerdik yang idealis. Kelas 2 SD aku mulai melakukan protes pertama untuk kurikulum yang aku rasa salah bahan ajar. Pak Dedi, guruku waktu itu dengan senyumnya yang menawan (yang sampai hari ini aku merasa, he's the most great-smiling-guy in this world) berusaha menjelaskan perbedaan persepsi kami di depan kelas yang kemudian setelah lebih dewasa (baca: beberapa menit kemudian) aku sadari bahwa sebenarnya aku yang salah.
Kelas 2 SD ini juga aku melakukan cheat pertamaku dengan menipu seorang dokter yang bertugas memberi vaksin imunisasi cacar. Karena takut jarum suntik, aku sibuk berpikir bagaimana caranya supaya lolos dari kesempatan ditusuk jarum kecil dan dimasukkan cairan itu. And succeed... Damn, I was that good!! (terharu).

Setelah melewati bangku SMA, pribadiku yang sangat baik mendapat proses panjang pematangan yang menyenangkan. Aku pernah menjadi freelance surveyor, demonstran, aktifis partai, aktifis LSM dan juga petualang cinta (huhuhu... apakah ini juga harus diceritakan???).

Aku pernah menikah dan have a very smart and cute son: RYAN EKA PANJI S. a very cheerful, adorable and hilarious kid. I love him very much and wish to raise him the best way I could.

Hidup ini penuh warna, semuanya indah... bahkan yang tergelap sekalipun, ini adalah hal yang aku pahami sekarang setelah melewati pahit manisnya ujian dan kesenangan hidup. Semua hal dan pengalaman yang ingin aku bagi, sama menyenangkannya dengan mendengar sharing dari orang lain.

Untuk menghubungi aku silahkan kontak ke my one and only (active) email: YuliRosiana [at] gmail [dot] com
Saat menghubungi, tolong jangan lupa sebutkan juga jumlah yang akan kamu transfer (hehehe, ini absolutely kidding. Tapi kalo kamu serius juga gak papa sih)

C U Guys...

Resign or not Resign, There's only choices

Ada satu kejadian penting dalam hidupku yang aku ingin ceritakan.
Selepas MILAD III TDA tahun lalu, keinginanku untuk berusaha di atas kaki sendiri semakin besar.
Tiap masuk kantor rasanya gak betah, tapi aku coba bertahan. Tapi entah apa ini namanya, dalam benakku selalu terbersit keinginan untuk berdagang.

Akhirnya aku mulai menjadi amphibi (istilah di komunitas TDA untuk orang orang yang sudah mulai wirausaha tapi juga berstatus karyawan). Mulai dari membuat susu kedelai yang aku jajakan tiap hari di kantor, ikut bazaar sabtu-minggu sampai ikutan PRJ bareng rekan-rekan TDA lain.

Akhirnya, keinginan itu sudah tidak tertahan lagi. Aku berkali-kali mengajukan keinginan resign ke managerku yang berkali-kali juga dengan sukses ditolak olah Pak Sigit sang manager yang concern dengan masa depan.
Pak Sigit memberi masukan, coba setelah usaha stabil baru ajukan resign lagi, dsb...

31 Agustus 2009, itulah akhirnya hari terakhir aku di VICO Indonesia. Perusahaan yang selama 3 tahun memberi begitu banyak kesenangan, kenangan dan pengalaman menyenangkan.
Hari itu, aku tak kuasa menahan derai air mata (lebai banget ya, tapi itu jujur kok) mengingat kehilangan waktu-waktu kebersamaan dengan kolega-kolegaku yang sudah seperti saudara sendiri.

Goodbye kantorku, goodbye karirku, goodbye statusku. Hari itu, kumulai lembaran hidup menjadi seorang wirausaha (dan calon pengusaha). Belajar menuruti takdir yang sudah digariskan Tuhan, menjadi orang besar. Aminnnn...

Belajar Menulis (lagi)

Terkadang aku berpikir, mood manusia itu lucu. Terutama moodku (ya iyalah... yang aku paling mengerti kan sebatas diri ini).
Dulu waktu mellow-mellow langsung deh bikin tulisan banyak, eh... bukan tulisan deng, lebih tepatnya copy paste lyric yang aku rasa sesuai dengan mood. Sekarang giliran nggak ada apa-apa, setahun malah vakum dari memposting apa pun.

Anyway, hari ini aku putuskan untuk coba mencoret-coreti blog aku yang penuh keluguan dan kelucuan ini (narsis ternyata memang jalan termudah bercerita di blog, sadly true hehehe).
Punya target 1 hari seminggu untuk memposting apapun yang aku rasa baik untuk dishare.

Sesuai dengan misi, hari ini aku rubah Tittle dan sub-tittle blog ini.
Semoga bisa jadi bahan yang lebih kualifaid dibanding isi blog ini sebelumnya :P