Ini bagian tersulit, bagi seorang yang tingkat kenarsisannya serendah aku, untuk menggambarkan siapa Yuli Rosiana. Pastinya akan sulit untuk terlalu jujur mengungkap prestasi dan pencapaian yang sudah aku dapatkan, aku sangat khawatir akan dinilai sombong :P
Baiklah, kita mulai...
Aku terlahir di Jakarta, 28 Juli (maaf, tahun dirahasiakan tapi kado-kado akan selalu dengan senang hati disambut dengan baik terutama pada tanggal tersebut), putri pertama pasangan Pak Rosyid dan Ibu Yani.
Masa kecilku, seperti anak-anak baik dan cantik serta pintar pada umumnya, berlalu tanpa masalah.
Sempat masuk TK selama 2 bulan. Ya.. hanya 2 bulan saja. Sampai kemudian aku melakukan mogok pertama dalam hidupku, yaitu mogok sekolah. Alasannya sangat kompleks, aku ingin segera bisa membaca majalah bobo, majalah yang setiap minggu datang ke rumah yang aku selalu berharap bisa menjadi pembaca pertamanya setiap kali tapi selalu kalah karena tanteku (yang selalu menang) beralasan aku belum bisa membaca.
TK bagiku terlalu membosankan, cukup 2 bulan aku menunggu pelajaran membaca, tapi sepertinya hal itu tidak masuk kurikulum pembelajaran TK waktu itu. And I fed up, dan tidak mau masuk sekolah lagi.
Akhirnya masa mogokku berakhir dalam beberapa hari, umur 5 tahun aku masuk kelas pertamaku di SD Mubasysyirin, Karet Kuningan dengan status "anak bawang". Bu Guruku yang tercinta (Bu Elis) adalah guru terbaik sepanjang masa studiku.
Selepas SD, aku melanjutkan ke SMP 58 dan SMA 3, kemudian IISIP dengan Jurusan jurnalistik tahun 1996.
Dari kecil aku sudah terlihat sebagai anak cerdik yang idealis. Kelas 2 SD aku mulai melakukan protes pertama untuk kurikulum yang aku rasa salah bahan ajar. Pak Dedi, guruku waktu itu dengan senyumnya yang menawan (yang sampai hari ini aku merasa, he's the most great-smiling-guy in this world) berusaha menjelaskan perbedaan persepsi kami di depan kelas yang kemudian setelah lebih dewasa (baca: beberapa menit kemudian) aku sadari bahwa sebenarnya aku yang salah.
Kelas 2 SD ini juga aku melakukan cheat pertamaku dengan menipu seorang dokter yang bertugas memberi vaksin imunisasi cacar. Karena takut jarum suntik, aku sibuk berpikir bagaimana caranya supaya lolos dari kesempatan ditusuk jarum kecil dan dimasukkan cairan itu. And succeed... Damn, I was that good!! (terharu).
Setelah melewati bangku SMA, pribadiku yang sangat baik mendapat proses panjang pematangan yang menyenangkan. Aku pernah menjadi freelance surveyor, demonstran, aktifis partai, aktifis LSM dan juga petualang cinta (huhuhu... apakah ini juga harus diceritakan???).
Aku pernah menikah dan have a very smart and cute son: RYAN EKA PANJI S. a very cheerful, adorable and hilarious kid. I love him very much and wish to raise him the best way I could.
Hidup ini penuh warna, semuanya indah... bahkan yang tergelap sekalipun, ini adalah hal yang aku pahami sekarang setelah melewati pahit manisnya ujian dan kesenangan hidup. Semua hal dan pengalaman yang ingin aku bagi, sama menyenangkannya dengan mendengar sharing dari orang lain.
Untuk menghubungi aku silahkan kontak ke my one and only (active) email: YuliRosiana [at] gmail [dot] com
Saat menghubungi, tolong jangan lupa sebutkan juga jumlah yang akan kamu transfer (hehehe, ini absolutely kidding. Tapi kalo kamu serius juga gak papa sih)
C U Guys...
Tuesday, April 27, 2010
Resign or not Resign, There's only choices
Ada satu kejadian penting dalam hidupku yang aku ingin ceritakan.
Selepas MILAD III TDA tahun lalu, keinginanku untuk berusaha di atas kaki sendiri semakin besar.
Tiap masuk kantor rasanya gak betah, tapi aku coba bertahan. Tapi entah apa ini namanya, dalam benakku selalu terbersit keinginan untuk berdagang.
Akhirnya aku mulai menjadi amphibi (istilah di komunitas TDA untuk orang orang yang sudah mulai wirausaha tapi juga berstatus karyawan). Mulai dari membuat susu kedelai yang aku jajakan tiap hari di kantor, ikut bazaar sabtu-minggu sampai ikutan PRJ bareng rekan-rekan TDA lain.
Akhirnya, keinginan itu sudah tidak tertahan lagi. Aku berkali-kali mengajukan keinginan resign ke managerku yang berkali-kali juga dengan sukses ditolak olah Pak Sigit sang manager yang concern dengan masa depan.
Pak Sigit memberi masukan, coba setelah usaha stabil baru ajukan resign lagi, dsb...
31 Agustus 2009, itulah akhirnya hari terakhir aku di VICO Indonesia. Perusahaan yang selama 3 tahun memberi begitu banyak kesenangan, kenangan dan pengalaman menyenangkan.
Hari itu, aku tak kuasa menahan derai air mata (lebai banget ya, tapi itu jujur kok) mengingat kehilangan waktu-waktu kebersamaan dengan kolega-kolegaku yang sudah seperti saudara sendiri.
Goodbye kantorku, goodbye karirku, goodbye statusku. Hari itu, kumulai lembaran hidup menjadi seorang wirausaha (dan calon pengusaha). Belajar menuruti takdir yang sudah digariskan Tuhan, menjadi orang besar. Aminnnn...
Selepas MILAD III TDA tahun lalu, keinginanku untuk berusaha di atas kaki sendiri semakin besar.
Tiap masuk kantor rasanya gak betah, tapi aku coba bertahan. Tapi entah apa ini namanya, dalam benakku selalu terbersit keinginan untuk berdagang.
Akhirnya aku mulai menjadi amphibi (istilah di komunitas TDA untuk orang orang yang sudah mulai wirausaha tapi juga berstatus karyawan). Mulai dari membuat susu kedelai yang aku jajakan tiap hari di kantor, ikut bazaar sabtu-minggu sampai ikutan PRJ bareng rekan-rekan TDA lain.
Akhirnya, keinginan itu sudah tidak tertahan lagi. Aku berkali-kali mengajukan keinginan resign ke managerku yang berkali-kali juga dengan sukses ditolak olah Pak Sigit sang manager yang concern dengan masa depan.
Pak Sigit memberi masukan, coba setelah usaha stabil baru ajukan resign lagi, dsb...
31 Agustus 2009, itulah akhirnya hari terakhir aku di VICO Indonesia. Perusahaan yang selama 3 tahun memberi begitu banyak kesenangan, kenangan dan pengalaman menyenangkan.
Hari itu, aku tak kuasa menahan derai air mata (lebai banget ya, tapi itu jujur kok) mengingat kehilangan waktu-waktu kebersamaan dengan kolega-kolegaku yang sudah seperti saudara sendiri.
Goodbye kantorku, goodbye karirku, goodbye statusku. Hari itu, kumulai lembaran hidup menjadi seorang wirausaha (dan calon pengusaha). Belajar menuruti takdir yang sudah digariskan Tuhan, menjadi orang besar. Aminnnn...
Belajar Menulis (lagi)
Terkadang aku berpikir, mood manusia itu lucu. Terutama moodku (ya iyalah... yang aku paling mengerti kan sebatas diri ini).
Dulu waktu mellow-mellow langsung deh bikin tulisan banyak, eh... bukan tulisan deng, lebih tepatnya copy paste lyric yang aku rasa sesuai dengan mood. Sekarang giliran nggak ada apa-apa, setahun malah vakum dari memposting apa pun.
Anyway, hari ini aku putuskan untuk coba mencoret-coreti blog aku yang penuh keluguan dan kelucuan ini (narsis ternyata memang jalan termudah bercerita di blog, sadly true hehehe).
Punya target 1 hari seminggu untuk memposting apapun yang aku rasa baik untuk dishare.
Sesuai dengan misi, hari ini aku rubah Tittle dan sub-tittle blog ini.
Semoga bisa jadi bahan yang lebih kualifaid dibanding isi blog ini sebelumnya :P
Dulu waktu mellow-mellow langsung deh bikin tulisan banyak, eh... bukan tulisan deng, lebih tepatnya copy paste lyric yang aku rasa sesuai dengan mood. Sekarang giliran nggak ada apa-apa, setahun malah vakum dari memposting apa pun.
Anyway, hari ini aku putuskan untuk coba mencoret-coreti blog aku yang penuh keluguan dan kelucuan ini (narsis ternyata memang jalan termudah bercerita di blog, sadly true hehehe).
Punya target 1 hari seminggu untuk memposting apapun yang aku rasa baik untuk dishare.
Sesuai dengan misi, hari ini aku rubah Tittle dan sub-tittle blog ini.
Semoga bisa jadi bahan yang lebih kualifaid dibanding isi blog ini sebelumnya :P
Subscribe to:
Posts (Atom)